Bulan Ramadan mungkin cukup menyiksa untuk orang-orang kaya Arab. Itulah mengapa menjelang Ramadan yang dimulai pertengahan Juli nanti, orang Arab mulai membanjiri Inggris.
Puncaknya, di saat Ramadan, mereka memadati sudut-sudut kota di Inggris.
Masa-masa ini dijuluki media Inggris, 'Gold Rush', saatnya menambang emas.
Mereka tentunya ingin berlibur dan menghindari udara panas di negaranya. Bukan hanya liburan, mereka juga datang membawa harta mereka, mobil-mobil super mewah dan uang berkper-koper.
Perilaku milioner Arab itu biasa dilakukan pada Ramadan, di bulan ketika mereka berpuasa.
Mail Online, Sabtu 930/6/2012), memberitakan, di London misalnya, pemandangan dadakan mulai terlihat. Tiba-tiba muncul sebuah Lamborghini Aventador di sudut kota yang mayoritas penghuninya menengah ke bawah. Tiba-tiba pula berjejer Ferrari 458, Bugatti Veyron, Koenigsegg Agera, Rolls-Royce Ghost di hotel-hotel mewah di kota itu. Semuanya dengan nomor mobil dari Timur Tengah. Mobil-mobil itu sengaja diterbangkan dari negaranya, untuk menemami sang tuan jalan-jalan.
Warga London juga tak begitu kaget dengan pemandangan seperti itu. Sebab, hal ini selalu terjadi setiap tahun. Mereka tidak heran lagi mendengar raungan Bugatti Veyron yang jalanan kota itu.
Pemandangan lainnya juga terlihat berbeda dengan biasanya. Di sudut-sudut pertokoan mewah, kerap juga terlihat perempuan-perempuan Arab mengenakan cadar atau burqa berlalu lalang. Di tangan mereka, tertenteng tas belanjaan dengan logo toko-toko mewah seperti Harrods atau Harvey Nichols.
Perempuan-perempuan itu tidak tanggung-tanggung, memborong tas semacam Louis Vuitton dan parfum Hermes. Menghabiskan uang 10.000 pounsterling (sekitar Rp 147,4 juta) sehari buat mereka adalah hal kecil. Mereka tidak tertarik membeli barang-barang diskon. Rata-rata, setiap kali transaksi mereka menghabiskan 6.000 poundsterling atau sekitar Rp88,4 juta, itu hanya di satu toko.
Warga beberapa kota di Inggris juga kerap melihat orang-orang Arab dengan perilaku yang aneh. Misalnya, banyak orang Arab yang senang hujan-hujanan di jalanan. Sementara orang Inggris menghindari hujan, orang Arab senang berlarian menuju taksi dalam guyuran hujan. Tentu itu wajar, karena di negaranya hujan tidak datang setahun sekali.