Sebuah surat yang ditulis oleh Napoleon dalam bahasa Inggris terjual dalam lelang pada Minggu dengan harga 325.000 euro (Rp 3 miliar). Surat tersebut memungkinkan orang untuk menilik isi pikiran kaisar Prancis itu, yang berjuang dengan sintaksis bahasa musuhnya Inggris.

Kertas berukuran standar itu adalah pekerjaan rumah yang dikirim Napoleon ke seorang guru Inggris untuk dibetulkan pada 1816 dan disegel dengan stempel elang kekaisarannya.

Itu adalah satu dari tiga surat berbahasa Inggris yang ditulis Napoleon di dunia, menurut pengelola lelang. Surat itu dibeli oleh Museum of Letters and Manuscripts Paris dalam pelelangan di dekat Chateau of Fontainebleau, salah satu istana Napoleon di utara Paris.

Harga penjualannya — lima kali lebih tinggi dari perkiraan — membuktikan nilai sejarah yang tinggi dimiliki surat tersebut. Inilah bukti langka bahwa Napoleon, yang menjuluki Inggris sebagai "negara penjaga toko," mempelajari bahasa Shakespeare di hari tuanya.

Dia menulis surat itu saat ditahan oleh Inggris di pulau terpencil Saint Helena setelah kekalahannya di Waterloo, menurut rumah lelang Osenat.

Presiden rumah lelang itu, Jean-Pierre Osenat, mengatakan kalau pembelajaran Inggris yang dijalani Napoleon "sangat sopan, terhormat."

"Dia memiliki kekaguman yang besar kepada Inggris, peraturan dan sejarahnya. Orang Inggris salah sangka: Napoleon tidak membenci mereka, dia hanya orang militer, dan kepentingan Prancis berbeda dengan Inggris," ujarnya.

Tapi apakah hanya kekaguman yang membuat Napoleon belajar bahasa Inggris?

Tampaknya keangkuhan juga berperan dalam hal ini — dan meski dia terkurung di pulau di Samudra Atlantik Selatan itu, Napoleon masih peduli dengan pendapat orang lain.

"Tentu saja, dia selalu mengkhawatirkan citranya. Dia ingin membaca apa yang ditulis pers Inggris tentang dirinya," tambah Osenat sambil tersenyum.

Apapun alasannya dan meski Napoleon berusaha keras (berbulan-bulan belajar, sering sampai larut malam) surat itu menunjukkan dia masih harus belajar lebih keras untuk menguasai bahasa Inggris.

Surat itu dimulai: "It's two o'clock after midnight, I have enow sleep, I go then finish the night with you." (Sekarang pukul dua pagi, tidur saya cukup, saya lalu mengakhiri malam dengan Anda).

Napoleon mengalamatkan surat itu kepada Count Las Cases, gurunya, dengan menuliskan "at his bonk" -- meski harusnya menggunakan kata "bunk."

Dalam sebuah momen yang mengejutkan, Napoleon Bonaparte meminta gurunya di surat itu untuk memaafkan dan membetulkan kesalahannya.

Dokumen itu juga memberikan petunjuk atas misteri sejarah mengenai Napoleon saat berada di pengasingan.

Setelah kekalahannya di Waterloo, di bawah pengawasan ketat dan hanya diizinkan membawa beberapa ajudan, sang pemimpin besar jatuh dalam depresi dan sekarat.

"Sangat mengharukan, karena ini adalah salah satu tulisan terakhir dalam bahasa Inggris sebelum kematiannya," tutur pakar naskah abad ke-19, Alain Nicolas.

"Pada akhirnya dia menulis: 'Pukul empat pagi,' jadi dia menulis surat itu selama dua jam. Dia membutuhkan waktu lama untuk menulisnya. ...Itu menunjukan dia tidak bisa tidur dan ingin menghabiskan waktu. Dia mengidap kanker perut yang menyakitkan. Dia insomnia," ujar Nicolas.

Surat itu menunjukan sisi lain dari Napoleon, murung dan kesakitan, dibandingkan pandangan sebagai kaisar yang ditakuti yang menaklukkan Eropa.

Berjam-jam yang dia habiskan untuk menulis surat itu, hal ini juga menunjukan bagaimana perjuangan Napoleon dalam menghabiskan banyak waktu sendirian.

"Dia banyak memiliki momen duduk dan merenung di Saint Helen. Belajar bahasa Inggris adalah salah satu cara untuk mengisi waktunya. Saat itu menjelang kematiannya: dia menggunakannya sebagai waktu untuk berpikir tentang kehidupan, kampanye, kesedihan dan penyesalannya," tambah Nicolas.

Napoleon meninggal dunia dalam pengasingan pada 5 Mei 1821 di usia 52 tahun.

http://id.berita.yahoo.com
Mau Tukar Link ? Kesini !!!

0 komentar:

Post a Comment

BLOG INI DOFOLLOW
Berikanlah sedikit komentar anda maka anda juga memperoleh keuntungan, tapi jangan Nyepam. Thanks

"Tidak Ada Moderasi"