Selama 20 tahun terakhir, Julia Abdullah "terjebak" dalam sebuah ritual aneh. Perempuan asal Singapura berusia 40 tahun ini memiliki rutinitas yang tidak wajar, yaitu menghabiskan waktu di kamar mandi selama berjam-jam. Dalam 30 menit pertama, ia biasa berkutat di kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya dengan air.
Setelah itu, pada menit-menit berikutnya, ia membilas tubuh dengan berbagai produk pembersih hingga lima jam lamanya. Selama terjebak di kamar mandi, ia mengaku bisa membilas rambutnya dengan sampo hingga 25 kali dan membasuh tangannya hingga 300 kali.
Kebiasaan aneh ini dapat ia lakukan setiap hari, dan bisa dibayangkan apa yang terjadi pada lapisan kulit dan permukaan tubuhnya. Mengapa Julia bisa terjebak dengan kebiasaan aneh ini?
"Saya merasa diri saya belum cukup bersih," aku perempuan yang bekerja di bagian administrasi itu.
Dalam sepekan, Julia bisa menghabiskan dua botol sampo dan 21 batang sabun mandi. Ritual ini membuat ia merasa kelelahan sehingga ia tidak punya lagi energi tersisa untuk melakukan pekerjaan lain.
Dari kacamata medis, kelainan yang dialami oleh Julia dikategorikan sebagai gangguan obsestif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD). Ada rasa ketakutan berlebihan dalam diri Julia berupa kekhawatiran terkontaminasi oleh kotoran dan kuman.
Gangguan OCD adalah suatu kondisi individu tak mampu mengendalikan pikiran-pikiran yang menjadi obsesi, yang sebenarnya tidak diharapkannya. Penderita mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya.
Julia baru menyadari kalau dirinya mengalami kelainan jiwa pada 1992 ketika ia masih bekerja sebagai teknisi di laboratorium. Ia kerap memegang sampel urine, kultur, atau sampel darah dalam pemeriksaan HIV yang menjadi bagian dari rutinitasnya. Seiring waktu, Julia mulai merasa waktu yang dihabiskannya untuk mencuci tangan dan bersih-bersih selalu bertambah lama. Itu dilakukannya akibat rasa takut akan ancaman kontaminasi kuman.
Meskipun mulai menyadari ada kelainan dalam dirinya, Julia awalnya belum mau mencoba mencari pertolongan medis. "Saya pikir kebiasaan mencuci ini akan berhenti dengan sendirinya," ujarnya.
Faktanya, yang terjadi justru sebaliknya. Kecemasan dalam diri Julia semakin bertambah hebat. Akibat gangguan jiwa itu pula, Julia kehilangan pekerjaannya sebagai teknisi karena ia sering datang terlambat.
Setelah kondisi kehidupannya semakin memburuk, Julia akhirnya meminta pertolongan melalui saluran hotline kesehatan jiwa pada 2009. Kini ia rutin menjalani terapi kombinasi dan pengobatan medis untuk mengendalikan kecemasannya. Terapi tersebut mulai menampakkan hasil. Julia kini dapat lebih mengendalikan diri dan memiliki waktu untuk aktivitas lainnya seperti menonton televisi, membaca, dan chatting dengan temannya di Facebook.
0 komentar:
Post a Comment
BLOG INI DOFOLLOW
Berikanlah sedikit komentar anda maka anda juga memperoleh keuntungan, tapi jangan Nyepam. Thanks
"Tidak Ada Moderasi"